Para ilmuwan di Rusia telah menemukan cara baru, untuk menggunakan
surplus negara atas rudal balistik antarbenua (ICBM), untuk melindungi
bumi dari berbagai jenis ancaman, meteorit jatuh dan asteroid dari ruang
angkasa.
Sebuah laporan dari kantor berita Rusia TASS
mengungkapkan bahwa tim peneliti yang dipimpin oleh Sabit Saitgarayev
dari Makeyev Rocket Design Bureau berencana untuk mengonversi ICBM ke
proyektil yang dapat menghancurkan objek dekat bumi (NEO) yang
menimbulkan ancaman untuk keamanan planet.
Salah satu ICBM
dimaksudkan untuk sasaran meteoroid, potongan batu raksasa ruang angkasa
dari asteroid yang mengorbit matahari. Bagian dari asteroid tersebut
pecah dan kadang-kadang berjalan menuju ke Bumi. Beberapa batuan ruang
angkasa hancur setelah memasuki atmosfer, beberapa lain bertahan dan
dapat menghancurkan permukaan planet.
Salah satu contoh terbaru di
mana sebuah batu ruang angkasa berdampak pada bumi adalah ketika meteor
menghantam kota Rusia Chelyabinsk pada 15 Februari 2013. Puing-puing
itu meledak sekitar 18 mil di atas permukaan planet, menghasilkan
gelombang kejut yang memecahkan jendela dan melukai 1.500 orang yang
tinggal dekat daerah kejadian.
Para ilmuwan Rusia ingin menguji
kelayakan rencana mereka dengan menetapkan ICBM untuk menghancurkan
sebuah asteroid yang ditunjuk sebagai 99942 Apophis. Menurut
Saitgarayev, asteroid telah menjadi penyebab keprihatinan untuk
sementara waktu karena peneliti percaya bisa “terbebas bahaya” pada
tahun 2036. Namun begitu, para ahli NASA telah mengesampingkan
kemungkinan dampak yang terjadi dari ICBM tersebut.
Saitgarayev terus menegaskan manfaat dari rencana mereka.
“Kebanyakan
roket bekerja pada bahan bakar mendidih. Pengisian bahan bakar mereka
dimulai 10 hari sebelum peluncuran, dan karena itu, mereka tidak layak
untuk menghancurkan [meteoroid] mirip dengan diameter meteorit
Chelyabinsk, yang terdeteksi beberapa jam sebelum datang mendekat dengan
Bumi. Untuk tujuan ini, rudal balistik antarbenua dapat digunakan, yang
memerlukan upgrade bagi rudal itu, ” jelas Saitgarayev.
Saitgarayev
menambahkan bahwa rencana konversi ICBM berbahan bakar padat ke dalam
persenjataan NEO-destroying memerlukan izin dari otoritas pemerintah.
Ini juga akan memakan biaya jutaan dolar untuk melaksanakannya.
Waktu
pengerjaan proyek ini masih belum jelas kapan akan terselesaikan,
tetapi langkah loncatan untuk mencapai hal itu telah dilakukan.
Sumber: jejaktapak.com
Sumber: jejaktapak.com
0 komentar:
Posting Komentar