Utusan Rusia untuk PBB memperingatkan sekutu mereka, Presiden Bashar al-Assad, sehubungan dengan sumpahnya untuk merebut kembali seluruh Suriah. Ia mengatakan Bashar menghadapi konsekuensi jika dia tidak mematuhi Moskow terkait proses perdamaian.
“Rusia telah berinvestasi sangat serius dalam krisis ini, secara politik, diplomatik dan sekarang juga militer,” kata Vitaly Churkin kepada koran Kommersant. Ia merujuk kepada kesepakatan internasional untuk menghentikan permusuhan yang disepakati di Munich pekan lalu.
“Oleh karena itu kami ingin Assad juga menanggapi ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa sikap pemimpin Suriah itu tidak sesuai dengan upaya diplomatik yang dibuat Rusia.
Pada pertemuan mereka di Munich, kelompok 17 negara yang mendukung proses perdamaian Suriah setuju untuk mengupayakan gencatan senjata, pencabutan pengepungan yang membuat kelaparan dan dimulainya kembali pembicaraan.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP pekan lalu, Bashar menantang dengan sumpahnya untuk merebut kembali seluruh negara itu. Ia berbicara sebelum rencana untuk penghentian permusuhan di Suriah diumumkan.
“Jika Suriah mengikuti kepemimpinan Rusia dalam menyelesaikan krisis ini, maka mereka memiliki kesempatan untuk keluar dari itu dengan cara yang bermartabat,” kata Churkin menekankan.
“Jika mereka dalam beberapa cara menyimpang dari jalan ini, dan ini adalah pendapat pribadi saya, situasi yang sangat sulit bisa timbul. Termasuk untuk diri mereka sendiri,” ia memperingatkan.
“Jika mereka melanjutkan atas dasar bahwa tidak diperlukan gencatan senjata dan mereka harus berjuang untuk kemenangan, maka konflik ini akan bertahan sangat lama dan menakutkan untuk dibayangkan.” Namun Churkin juga menyatakan bahwa komentar Bashar dikeluarkan untuk dampak politik.
Sumber: jejaktapak.com
0 komentar:
Posting Komentar