Night Diamond Slide Glow

Minggu, 21 Februari 2016

China Kirim HQ-9 ke Laut China Selatan, Bagaimana Jika AS Melawan dengan F-22?


Meskipun ketegangan meningkat setelah China mengerahkan sistem pertahanan udara HQ-9 ke Pulau Woody yang disengketakan di Laut Cina Selatan, perang hampir tidak mungkin pecah.

Tetapi, mari kita berandai-andai, jika memang benar terjadi konflik senjata dan Amerika terlibat di dalamnya, maka Pentagon memiliki salah satu aset yang hampir pasti akan dikerahkan yakni Lockheed Martin F-22 Raptor. Pertanyaannya, apakah efektif F-22 Raptor menghancurkan HQ-9, atau sebaliknya apakah HQ-9 akan mampu menghancurkan Raptor. Mari kita lihat perbandingan sekilasnya.

Sistem rudal pertahanan HQ-9 adalah senjata yang sangat mampu yang bisa disejajarkan dengan Almaz Antey S-300P (SA-10 Growler) Rusia dan MIM-104 Patriot yang jadi andalan Amerika. Beijing mendapatkan teknologi Patriot dari Israel. Bahkan HQ-9 memiliki fitur yang tidak ada pada baik Patriot maupun S-300 yakni radar active electronically scanned array (AESA).

Satu baterai HQ-9 dapat terlibat dengan enam target secara bersamaan pada jarak 120 mil dan ketinggian hingga 90,000ft. Selain itu, beberapa versi rudal pencegat HQ-9 ini dianggap mampu menghantam target sejauh 150 mil. Akibatnya, senjata ini cukup kuat untuk menciptakan zona larangan terbang untuk pesawat konvensional dalam gelembung wilayah itu.




Sementara jet tempur generasi kelima F-22 Raptor adalah pesawat kontra udara dari HQ-9. Meskipun F-22 pada awalnya dipahami sebagai pesawat tempur superioritas udara, Raptor telah terbukti menjadi pesawat sangat serbaguna. Memang, dalam beberapa tahun terakhir, selain superioritas udara, peran utama Raptor juga sebagai pendobrak pintu bersama pembom siluman Northrop Grumman B-2 sebagai bagian dari konsep Global Strike Task Force karena kemampuannya untuk merusak pertahanan udara musuh. Baru-baru ini di atas Irak dan Suriah, sensor suite F-22 yang kuat telah mendorong Raptor digunakan sebagai pengintai dan bahkan perintah dan kontrol aset.

Angkatan Udara memiliki skuadron ekspedisi Raptor  yang dikerahkan ke wilayah itu dari 3th Wing Joint Base Elmendorf-Richardson di Alaska.  Jet tempur dari 3th Wing kerapkali masuk dalam daftar antrean pertama dalam upgrade sistem dan senjata. Dengan kata lain mereka merupakan Raptor paling canggih di arsenal Angkatan Udara Amerika.

Raptor milik Wing ini telah menjalani upgrade 3.2A  yang berarti selain ditingkatkan dengan  synthetic aperture radar mapping, kemampuan geo-location dan Small Diameter Bomb (SBD). Jet tempur juga telah ditingkatkan dalam hal kemampuan identifikasi tempur dan Link-16.

Raptor dengan upgrade kemampuan geo-lokasi dalam upgrade 3.1 adalah senjata mematikan terhadap rudal permukaan ke udara seperti S-300 dan S-400, atau HQ-9. Dengan synthetic aperture radar mapping, kemampuan geo-location, Raptor dapat dengan cepat menemukan SAM mobile dan dapat menembak mereka dari jarak yang aman menggunakan kombinasi kecepatan tinggi dan siluman. F-22 dapat mempertahankan Mach 1.8+ tanpa afterburner dan cross radar section sangat rendah. Itu berarti itu bisa terbang cukup dekat untuk situs HQ-9 untuk menghantam dengan bom dipandu satelit SBD 250 lb atau JDAM 1,000lb.

Kesimpulannya HQ-9 yang ditempatkan di Woody Island kemungkinan besar memang akan  mmapu menangkal kekuatan udara negara tetangga, namun jika F-22 Raptor dikirim ke wilayah terseubut, sepertinya HQ-9 harus merasa terancam.

Sumber: jejaktapak.com

0 komentar:

Posting Komentar