Pesawat tempur AS melebarkan serangan dengan menggempur Kota
Sabratha, Libya barat yang diduga menjadi wilayah pergerakan ISIS dan
menewaskan 40 orang. Juru bicara militer AS mengatakan serangan itu
menyasar pegaris keras utama Tunisia, yang terkait dengan serangan di
Tunisia pada 2015.
Wali Kota Sabratha Hussein al-Thwadi mengatakan kepada Reuters,
pesawat itu menyerang pada pukul 03.30 waktu setempat, menghantam
bangunan di distrik Qasr Talil, tempat pekerja asing tinggal.Ia
mengatakan 41 orang tewas dan enam cedera. Sumber keamanan Tunisia
menduga petempur ISIS dilatih di sarang dekat Sabratha, yang berdekatan
dengan perbatasan Tunisia
ISIS mengaku bertanggungjawab pada dua serangan besar di Tunisia pada
2015 yakni serangan di hotel resour Sousse dan satu lagi di museum
Tunis.
New York Times sebelumnya melaporkan bahwa serangan udara pada Jumat
itu menyasar seorang militan senior Tunisia, Noureddine Chouchane,
terkait dengan kedua serangan pada tahun lalu itu.
Wali Kota Sabratha mengatakan para pejabat mengunjungi lokasi
serangan tersebut dan menemukan senjata di dalam bangunan, namun ia
tidak memberikan rincian lebih jauh.
Sejak pemimpin Libya Muammar Gaddafi disingkirkan pada 2011, negara
di Afrika utara itu semakin dalam terperosok ke dalam kemelut, dengan
dua pemerintahan berseberangan yang masing-masing didukung oleh unsur
berseteru mantan brigade pemberontak.
Ketika ISIS merambah Libya serta mengambil alih Kota Sirte dan
menyerang pelabuhan-pelabuhan minyak, mereka meminta reaksi cepat dari
Barat untuk menghentikan kelompok itu membentuk markas di luar Irak dan
Suriah.
Pejabat dan diplomat Barat mengatakan serangan udara dan operasi
pasukan khusus mungkin dilakukan, selain rencana pelatihan dan
konsultasi stabilisasi keamanan yang dipimpin Italia.
Pejabat AS dan Eropa bersikeras, warga Libya musti meminta bantuan
melalui pemerintahan yang bersatu, namun mengatakan bahwa mereka mungkin
melakukan aksi sepihak jika diperlukan.
Pada November, AS mengatakan, mereka melancarkan serangan udara di
Derna, Libya untuk menyasar Abu Nabil, yang juga dikenal sebagai Wissam
Najm Abd Zayd al Zubaydi, komandan ISIS Iraq.
Sumber: jejaktapak.com
Sumber: jejaktapak.com
0 komentar:
Posting Komentar