Meskipun terlihat seperti sebuah pesawat tempur generasi kelima, T-50 PAK-FA saat ini tidak memiliki banyak sistem yang terkait dengan pesawat tempur kelas ini. Selain itu masih ada keraguan apakah mereka akan dimasukkan ke dalam blok produksi di masa depan.
Kehadiran Lockheed Martin F-22 Raptor di Singapore Airshow 2016, dan pernyataan dari perusahaan tentang permintaan di masa mendatang pada F-35 di Asia telah menyoroti kepentingan di kawasan itu untuk pesawat tempur generasi kelima.
“Sejumlah angkatan udara memiliki program untuk memperoleh pesawat tempur generasi kelima, tapi apa saja yang memenuhi syarat sebuah pesawat bisa membawa label [generasi kelima] merupakan masalah perspektif,” kata seorang perwakilan industri AS kepada IHS Jane.
Dalam laporannya Sabtu 20 Februari 2016 Jane menulis, industri Rusia secara konsisten mengacu pada Sukhoi T-50 PAK-FA sebagai pesawat generasi kelima. Tetapi perwakilan Lockheed Martin mengatakan yang harus diperhatikan yang disebut generasi kelima tidak sekadar pada bentuk desain siluman semata.
Sebelumnya, pertahanan Rusia telah memproyeksikan bahwa T-50 akan dibeli oleh negara-negara Asia yang sudah mengoeprasikan beberapa model dari seri Flanker Su-27/30 seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. China, operator utama lain dari pesawat Sukhoi sedang mengembangkan pesawat generasi kelima sendiri yang dikenal sebagai Chengdu J-20 dan Shenyang FC-31.
Spesialis Rusia akrab dengan program negara T-50 mengatakan bahwa pesawat akan mengalami kesulitan mendapatkan tanggapan di pasar Asia selama sistem on-board pesawat menawarkan sangat sedikit teknologi generasi kelima dengan harga yang diperkirakan jauh di atas Su-35 Flanker-E yang dipesan China dan juga mungkin Indonesia.
Kedua radar Irbis NIIP T-50 dan mesin NPO Saturn 117 adalah dua subsistem utama dari T-50 yang juga dipasang di Su-35. Selain itu sejumlah avionik on-board T-50 dan Su-35 secara umum sama. Mereka yang akan menjadi bagian dari produksi konfigurasi T-50 hanya evolusi Su-35.
Sumber: jejaktapak.com
0 komentar:
Posting Komentar