Amerika Serikat menuding China meningkatkan ketegangan di Laut China
Selatan dengan sistem pertahanan udara -udara di sebuah pulau yang
disengketakan. Washington juga bingung karena tindakan China ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby mengatakan citra
satelit komersial menunjukkan penempatan rudal-rudal di Pulau Woody,
kepulauan Paracel. Hal ini membuat Amerika bingung karena bertentangan
dengan janji China untuk tidak melakukan militerisasi di Laut China
Selatan. “China mengatakan satu hal, dan kemudian melakukan hal
berbeda,” kata Kirby.
“Kami tidak melihat indikasi bahwa upaya militerisasi ini, telah
berhenti. Dan mereka tidak melakukan apapun untuk membuat situasi di
sana lebih stabil dan lebih aman. Kenyataannya, mereka melakukan hal
yang bertentangan.” Pada Rabu, Menlu AS John Kerry mengatakan AS akan
melakukan pembicaraan sangat serius dengan China mengenai militerisasi
Laut China Selatan.
China memberikan sedikit tanggapan spesifik atas laporan penempatan
rudal ini, yang pertama kali muncul di Fox News pada Selasa. Negara
tersebut menuduh media Barat melebih-lebihkan cerita dan mengatakan
China mempunyai hak atas fasilitas militer di kawasan yang menurut
mereka adalah miliknya.
China mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan, yang
menjadi jalur lalu lintas bagi perdagangan dunia senilai lebih dari 5
triliun dolar AS. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga
memiliki klaim atas kawasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, pejabat senior Barat
pertama yang mengunjungi China sejak munculnya laporan itu, mengatakan
ia mengangkat isu militerisasi Laut China Selatan dalam pertemuannya di
Beijing, Kamis.
Ia mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan dengan diplomat
senior China, Konselor Yang Jiechi, bahwa China membantah laporan
pengerahan itu namun tidak membantah maupun mengakui keberadaan
rudal-rudal tersebut di sana. “Jadi sampai kami memiliki gambaran jelas
mengenai hal ini, tentu saja hal tersebut akan menjadi keprihatinan,”
katanya.
Bishop merujuk pada komentar Presiden China Xi Jinping di Washington
pada 2015 bahwa China tidak berniat melakukan militerisasi pulau-pulau
di Laut China Selatan, dan menambahkan: “Kami pastinya memegang janji
China dan itu sudah diulang kembali kepada saya.” Fasilitas pertahanan
terbatas Yang menjelaskan bahwa kepulauan di Laut China Selatan itu
sudah sejak lama merupakan wilayah China dan “fasilitas pertahanan
terbatas yang dikirim China di wilayahnya sendiri tidak ada kaitannya
dengan militerisasi,” demikian pernyataan pemerintah China.
AS tidak memiliki klaim atas kawasan di Laut China Selatan namun
mengungkapkan keprihatinan mendalam bahwa peningkatan upaya China dalam
klaim wilayah itu bisa mempengaruhi rute perdagangan global yang
melaluinya.Beijing dibuat marah oleh patroli udara dan air yang
dilakukan AS di dekat kepulauan yang diklaimnya di Laut China Selatan.
Diantara patroli tersebut adalah yang dilakukan oleh dua pengebom
strategis B-52 pada November dan sebuah kapal perusak AL AS yang
berlayar dalam jangkauan 12 mil laut Pulau triton di paracels bulan
lalu.
Tabloid berpengaruh Global Times dalam ediorialnya, Kamis, mengatakan
bahwa China perlu memperkuat pertahanan dirinya di Laut China Selatan
dalam menghadapi provokasi lebih sering dari militer AS”.
“Jet-jet tempur dari AS, negara luar, mungkin merasa tidak mudah saat
melakukan penerbangan provokatif di kawasan ini. Bagi kami, itulah
akibat yang sepatutnya,” katanya terkait laporan penempatan rudal
tersebut.
Sumber: jejaktapak.com
Sumber: jejaktapak.com
0 komentar:
Posting Komentar