Sabtu, 12 Maret 2016
Home »
» Rusia akan Menanggapi Bom Nuklir AS di Eropa
Rusia akan Menanggapi Bom Nuklir AS di Eropa
Rusia akan memberikan respon yang memadai untuk rencana penyebaran bom nuklir upgrade B61-12 milik Amerika Serikat di Eropa.
“Di militer, ada aturan umum, tindakan memaksa counter-action. Saya yakin bahwa reaksi Rusia untuk penyebaran bom baru AS akan memadai, dan parameternya akan ditentukan oleh analisis mendalam tentang semua keadaan,” kata Mikhail Ulyanov, Direktur Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam dalam sebuah wawancara dengan Kommersant. yang diterbitkan pada hari Jumat.
Pada pertengahan 2020-an, versi B61-12 diharapkan untuk menggantikan arus 180 B61 yang ditimbun di Eropa, yang akan diterbangkan dari pangkalan di Jerman, Belgia, Italia, Turki dan Belanda.
Menurut Ulyanov, modernisasi persenjataan bom nuklir menunjukkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang menuju pelanggaran jangka panjang dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir atau Non-Proliferation of Nuclear (NPT).
“Kekhawatiran dalam hal ini, tidak hanya dinyatakan oleh kami, tetapi juga oleh negara anggota gerakan Non-Blok yang pada dasarnya diabaikan oleh anggota NATO,” tekan Ulyanov.
Sejak tahun 2014, NATO telah membangun kehadiran militernya di Eropa, khususnya di negara-negara Eropa timur yang berbatasan dengan Rusia, menggunakan dugaan campur tangan Moskow dalam konflik internal Ukraina sebagai dalih untuk bergerak.
Rusia telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas pembangunan militer NATO di sepanjang perbatasan barat, memperingatkan bahwa ekspansi aliansi ini telah merongrong keamanan regional dan global.
NPT mulai berlaku pada tahun 1970. Perjanjian itu disepakati lima negara pemilik senjata nuklir yakni Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan China. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan untuk mempromosikan penggunaan damai energi nuklir.
0 komentar:
Posting Komentar