Sebanyak 12 pesawat AS melakukan serangan udara besar-besaran
terhadap kompleks yang diduga sebagai tempat produksi senjata kimia ISIS
di daerah Mosul, Irak.
Komandan pasukan udara Komando Pusat AS Selasa 13 September 2016
sebagaimana dikutip Military.com mengatakan serangan dilakukan pada
Senin di wilayah yang cukup luas di daerah Mosul. Tempat ini menjadi
pabrik farmasi dan diduga telah diambil alih oleh ISIS untuk
menghasilkan gas klorin atau mustard. “Kita tidak tahu pasti pada saat
ini,” kata Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian, komandan Angkatan Udara
Komando Pusat AS.
Dalam briefing di Pentagon, Harrigian mengatakan serangan udara dilakukan oleh F-15, A-10, F-18, F-16 dan B-52 dengan total 12 pesawat yang menyerang 50 target di kompleks tersebut.
Dia mengatakan bahwa ISIS telah mengubah kompleks pabrik farmasi menjadi fasilitas produksi senjata kimia dan juga menggunakan bangunan sebagai kantor pusat untuk komandan ISIS di daerah tersebut.
Meskipun intensitas serangan udara cukup tinggi, gempuran pada Senin itu bukan yang terbesar yang dilakukan baru-baru ini di wilayah Mosul. Menurut Komando Sentral pada akhir Agustus, 17 pesawat tempur, termasuk B-52 dan F-16 Belgia juga melakukan serangan udara besar-besaran pada fasilitas pembangunan Vehicle Borne Improvised Explosive Devices.
Pada bulan Agustus tahun lalu, Central Command AS melaporkan bahwa sekitar 70 pejuang Peshmerga Kurdi bersekutu dengan AS diyakini mendapat serangan gas mustard di Irak utara.
Kolonel Angkatan Udara Pat Ryder, juru bicara CentCom pada saat itu, mengatakan hal ISIS berusaha untuk memperoleh senjata kimia.
Bulan lalu, Organisasi PBB yang berafiliasi untuk Pelarangan Senjata Kimia menemukan bahwa angkatan udara Suriah juga telah menggunakan gas klorin setidaknya dua kali sejak tahun 2013.
Organisasi ini juga menemukan bahwa ISIS menggunakan gas mustard di wilayah Aleppo Suriah pada 21 Agustus 2015.
Dalam briefing di Pentagon, Harrigian mengatakan serangan udara dilakukan oleh F-15, A-10, F-18, F-16 dan B-52 dengan total 12 pesawat yang menyerang 50 target di kompleks tersebut.
Dia mengatakan bahwa ISIS telah mengubah kompleks pabrik farmasi menjadi fasilitas produksi senjata kimia dan juga menggunakan bangunan sebagai kantor pusat untuk komandan ISIS di daerah tersebut.
Meskipun intensitas serangan udara cukup tinggi, gempuran pada Senin itu bukan yang terbesar yang dilakukan baru-baru ini di wilayah Mosul. Menurut Komando Sentral pada akhir Agustus, 17 pesawat tempur, termasuk B-52 dan F-16 Belgia juga melakukan serangan udara besar-besaran pada fasilitas pembangunan Vehicle Borne Improvised Explosive Devices.
Pada bulan Agustus tahun lalu, Central Command AS melaporkan bahwa sekitar 70 pejuang Peshmerga Kurdi bersekutu dengan AS diyakini mendapat serangan gas mustard di Irak utara.
Kolonel Angkatan Udara Pat Ryder, juru bicara CentCom pada saat itu, mengatakan hal ISIS berusaha untuk memperoleh senjata kimia.
Bulan lalu, Organisasi PBB yang berafiliasi untuk Pelarangan Senjata Kimia menemukan bahwa angkatan udara Suriah juga telah menggunakan gas klorin setidaknya dua kali sejak tahun 2013.
Organisasi ini juga menemukan bahwa ISIS menggunakan gas mustard di wilayah Aleppo Suriah pada 21 Agustus 2015.
0 komentar:
Posting Komentar