Night Diamond Slide Glow

Senin, 31 Oktober 2016

Helikopter KA-35 Rusia Mulai Debutnya di Suriah

Suriah benar-benar menjadi laboratorium praktek bagi militer Rusia. Helikopter KA-35 dibuat atas inisiatif Presiden Vladimir Putin yang membutuhkan helikopter serbu dengan presisi misi yang tinggi untuk memenangkan perang Suriah.

Harian Daily Star Inggris menulis, “Senjata super eksentrik yang diberi kode Kamov KA-35 telah terpantau mulai beraksi di langit Suriah.”

Helikopter tersebut dibekali perangkat intelijen canggih yang mampu membaca daratan lebih detail, seperti menemukan target hingga mendeteksi ancaman. Beberapa rumor menyebutkan bahwa perangkat elektronik dari KA-35 juga mampu menyadap jaringan komunikasi, melakukan jamming radar,  mengintervensi perangkat elektronik dan bahkan mampu men-shutdown internet di area operasi.

Militer Rusia mengaku bawa KA-35 dibuat dari basis helikopter K-31 yang telah melalui berbagai tes dan mulai dioperasikan militer tahun kemarin. Sebuah video yang diperoleh Daily Star menunjukkan, bahwa inilah kali pertama KA-35 tampil dipublik.

Daily Star menulis, progress cepat dari produksi KA-35 menunjukkan kesiap-siagaan Moskow dalam mengantisipasi jika perang di Suriah melebar ke Eropa, sehingga Rusia bisa menyesuaikan armada perangnya dengan cepat untuk beradaptasi dengan cara perang lawan, termasuk melawan NATO.

Indonesia Pimpin Upaya Penghapusan Senjata Nuklir Dunia

Perserikatan Bangsa-bangsa akhirnya mengamanatkan agar senjata nuklir dihapuskan dari muka bumi, Kamis, 27 Oktober 2016. PBB menetapkan agar Traktat Pelarangan Senjata Nuklir mulai dinegosiasikan pada tahun depan.

Komite Perluncutan Senjata dan Keamanan Internasional PBB, dengan Aljazair sebagai Ketua dan Indonesia menjadi Wakil Ketua, menyepakati resolusi tentang dimulainya negosiasi traktat baru pelarangan senjata nuklir tersebut.

Komite berhasil mendorong pengesahan resolusi bersejarah itu dengan dukungan 123 negara, 16 abstain dan 38 menolak. Penolakan terutama berasal dari negara-negara pemilik senjata nuklir.

Selain menjadi Wakil Ketua Komite, Indonesia juga merupakan salah satu dari 57 negara-negara yang mempelopori (co-sponsors) resolusi tersebut.

“Pengesahan resolusi ini merupakan hal yang tidak mudah dan merupakan kulminasi dari rangkaian upaya keras dari berbagai pihak termasuk Indonesia,” kata Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani, lewat rilis yang diterima Tempo.
Negara-negara anggota PBB memandang resolusi ini sebagai suatu pendobrak dari upaya perlucutan senjata nuklir yang selama ini terasa berjalan di tempat.

Resolusi baru ini memandatkan bahwa perundingan akan dilaksanakan pada Maret dan Juni tahun 2017 di Markas Besar PBB, New York.

Traktat baru yang akan dirundingkan diharapkan dapat mengikat negara-negara untuk tidak melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan senjata nuklir.

“Banyak pihak berpendapat bahwa resolusi ini akan memulai babak baru upaya pemusnahan senjata nuklir dan oleh karenanya pihak civil society maupun negara-negara anggota PBB memandang resolusi ini sebagai resolusi di bidang perlucutan senjata nuklir,” kata Duta Besar Dian.

Resolusi ini merupakan hasil dari serangkaian upaya multi-pihak selama sekitar tiga tahun terakhir.
Dimulai dari konferensi internasional di Oslo, Norwegia pada 2013, serta Nayarit, Meksiko dan Wina, Austria, pada 2014 yang menyoroti dampak kemanusiaan, khususnya kesehatan, dari penggunaan senjata nuklir.

Berdasarkan hasil rangkaian konperensi tersebut, negara anggota PBB sepakat untuk membentuk Open-ended Working Group (OEWG) di Markas PBB Jenewa, yang bertujuan menghasilkan rekomendasi terkait langkah konkret dalam rangka penghapusan senjata nuklir.

Menurut PTRI New York, sejalan dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar RI, pemerintah berkomitmen kuat terhadap upaya perlucutan senjata nuklir dan terus mendorong terwujudnya dunia yang terbebas dari senjata nuklir demi perdamaian dunia.

“Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional, Pemerintah Indonesia siap untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi maksimal pada perundingan traktat pelarangan senjata nuklir pada tahun 2017 mendatang,” demikian pernyataan PTRI New York.

Senin, 24 Oktober 2016

Produk PINDAD Sudah Oke, TNI Dilarang Beli Senapan Buatan Luar

Panglima TNI: Jangan Ragukan Senjata Karya Anak BangsaPanglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan jangan meragukan senjata buatan dalam negeri atau karya anak bangsa.

Senjata buatan anak bangsa dikatakanya telah teruji memperkuat kemampuan personel TNI. “Kita jangan ragu dengan senjata buatan anak bangsa, karena dengan senjata produksi dalam negeri tersebut para prajurit TNI bisa menjadi nomor satu di dunia, seperti pada kejuaraan menembak internasional AASAM (Australian Army of Skill Arms at Meeting) beberapa waktu lalu,” kata Panglima TNI dalam siaran pers Pusat Penerangan TNI, Sabtu (22/10/2016).

Gatot mengatakan itu kepada para wartawan usai menghadiri pembukaan lomba menembak Brimob Anniversary Shooting Championship Open Tunament (Bascot) ke-5 tahun 2016, di Lapangan Tembak Hoegeng Imam Santoso, Mako Korps Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (22/10/2016).

Menurut Gatot, TNI secara berturut-turut dapat meraih juara satu dengan menggunakan senjata buatan anak bangsa. “Senjata Pindad ini di dalam negeri tidak begitu terkenal tetapi di luar negeri begitu diperhitungkan sehingga sekarang yang diproduksi oleh Pindad banyak dipesan oleh negara-negara lain termasuk Afghanistan,” tuturnya.

Gatot mengatakan tidak mengizinkan TNI membeli senapan produksi luar negeri. “Harus membeli produksi dalam negeri, kecuali pasukan khusus dan aksi khusus,” ujarnya.

Terkait kejuaraan lomba menembak Bascot ke-5 tahun 2016, Gatot mengatakan kejuaraan menembak ini adalah suatu momentum yang bagus karena merupakan ajang yang positif, sekaligus sebagai pengembangan teknik menembak bagi petembak-petembak senior.

“Kejuaraan ini merupakan salah satu ajang untuk melihat kemampuan mereka yang telah berlatih di satuan masing-masing, dan diuji coba di sini sampai di mana kemampuannya,” ujarnya.

Kejuaraan menembak Bascot ke-5 tahun 2016 diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT Korps Brimob ke-71, diikuti oleh para petembak dari Polri, TNI, Perbakin dan para pencinta olahraga menembak dari seluruh Indonesia dengan mempertandingkan pistol precision eksekutif pati, big bore untuk versi tembak berburu, pistol precision untuk versi tembak sasaran, IPCS & Non IPCS untuk versi tembak reaksi dan air rifle multirange.

Hadir juga pada acara tersebut di antaranya Danpom TNI Mayjen TNI Dodik Wijanarko, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Pangarmabar Laksda TNI Aan Kurnia, Danpuspomad Mayjen TNI Dedy Iswanto, Danpuspomal Laksma TNI Muchammad Richad dan Ketua Umum PB Perbakin Bambang Trihatmodjo.

SU-34 Rusia Latihan Terbang Malam Hingga Stratosfer

Kantor berita Rusia TASS merilis berita bahwa pada pertengahan bulan Oktober 2016, Jet tempur bomber Angkatan Udara Rusia jenis Sukhoi Su-34, berhasil melakukan latihan terbang hingga ke lapisan stratosfer, lapisan kedua atmosfer.

Dalam latihan tersebut, para pilot melahap materi latihan navigasi penerbangan malam dan pemboman terhadap target di daratan pada malam hari.

Sukhoi Su-34 dibeli label NATO “Fullback” adalah pesaaat tempur kelas bomber yang mampu beroperasi pada siang dan malam dalam segala cuaca. Pesawat ini dirancang untuk melakukan pemboman terhadap sasaran di daratan dan menghancurkan kekuatan udara musuh.

Viktor Litovkin, pengamat militer, menyebutkan bahwa Su-34 adalah jet tempur yang unik, kemampuanya adalah gabungan dari fighter, air superiority dan bomber.

Su-34 dikembangkan dari Su-27 Flanker, namun memliki ciri khas yaitu pilot duduk berdampingan dan bentuk hidungnya seperti cocor bebek. Bentuk hidung ini untuk mengurangi cross-section radar pesawat. Bomber garis depan ini mampu terbang lama dan jauh untuk menjalankan misinya.

Bomber Su-34 mampu membawa rudal udara ke udara jarak jauh R-77, dan jarak pendek R-73, rudal jelajah udara ke darat Kh-55 dan Kh-59, rudal udara ke darat jarak pendek Kh 29 dan Kh-25, bom yang dituntun dengan laser KAB 500, bom pintar supersonik terbaru Rusia, KAB-250. Bomber ini juga mampu membawa rudal Yakhont, rudal anti kapal, dan Kh-58U, rudal anti radar.

Rusia mengirim beberapa pesawat tempur dan pesawat pembom dalam operasi memerangi ISIS di Suriah, yaitu Su-35S, Su-30SM, Su-34, Su-24M, dan Su-25. Keberhasilan Su-34 di Suriah meningkatkan minat beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Amerika Latin, untuk membeli bomber garis depan ini.

Filipina-AS: Putus Hubungan Atau ???

Filipina sepertinya kebingungan dengan sikapnya sendiri. Setelah  Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan berpisah dari Washington, kini Manila menyatakan Amerika Serikat tetap “teman terdekat”.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Perfecto Yasay. Namun dia mengatakan Manila ingin meninggalkan pola pikir ketergantungan dan sikap tunduk serta membina hubungan lebih dekat dengan negara lain.

Tanggapan Menteri Luar Negeri Perfecto Yasay dikeluarkan Sabtu atau dua hari sesudah Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan berpisah dari Washington, meskipun ia melanjutkan dengan nada lebih menenangkan pada Jumat.

Yasay di Facebook menyatakan Duterte secara “salah” menyatakan bahwa memutuskan hubungan dengan Washington bukan kepentingan negaranya.

Namun, ia menulis bahwa pemisahan “menyiratkan melepaskan diri dari pola pikir lemah akan ketergantungan dan sikap tunduk, secara ekonomi dan militer, yang diabadikan Amerika Serikat dengan gambaran “adik coklat kami”, yang menghambat pertumbuhan dan kemajuan.

Ia menyatakan Duterte kepada Presiden Xi Jinping dan pemimpin lain China dalam kunjungannya ke Beijing mengatakan bahwa “jika mereka tidak bersedia memberikan dukungan, Filipina akan menentukan nasib sendiri, meskipun ada hambatan besar”.

Pernyataan Yasay itu adalah tanda terkini pemerintahan, yang sekali lagi meredakan sesudah pernyataan mencengankan Duterte, yang jika dilaksanakan dapat mengganggu keseimbangan geopolitik di kawasan tempat China dan Amerika Serikat berlomba merebut pengaruh.

Pada Jumat, manajer ekonomi Duterte segera memperjelas bahwa Filipina tidak memutus hubungan ekonomi dan dagang dengan Amerika Serikat.

Sebelum Duterte menjabat pada akhir Juni, China adalah pesaing kuat Filipina dan Manila adalah salah satu sekutu Asia paling diandalkan Washington.

Upaya Duterte melibatkan China, beberapa bulan sesudah pengadilan di Denhaag memutuskan bahwa Beijing tidak memiliki sejarah hak atas Laut China Selatan dalam perkara bawaan pemerintah sebelumnya di Manila, menandai pembalikan kebijakan luar negeri sejak mantan walikota berusia 71 tahun itu menjabat pada 30 Juni.

“Itu bukan pemutusan hubungan. Ketika mengatakan pemutusan hubungan, Anda memutuskan hubungan diplomatik. Saya tidak bisa melakukan itu,” kata Duterte kepada wartawan pada jumpa pers tengah malam di Davao, kota asalnya di Filipina selatan, setelah tiba dari perjalanan empat hari ke Beijing.

Poros mendadak Duterte dari Washington ke Beijing tidak sepenuhnya disukai di dalam negerinya. Pada Selasa, jajak pendapat menunjukkan bahwa warga Filipina masih lebih percaya kepada Amerika Serikat daripada kepada China.

Pentagon DIsarankan Hancurkan Program Kapal Induk Kelas Ford

Dengan armada pesawat yang menua dan Angkatan Laut yang harus bekerja keras di seluruh dunia, para pejabat militer Amerika Serikat mengatakan kekuatan tempur yang paling kuat di dunia ini kini pada “titik belok” dan harus ada upaya serius untuk mempertahankan status superioritas di masa sekarang dan masa depan.

Tetapi di tengah meningkatnya kekuatan Rusia dan China, Amerika Serikat harus membuat keputusan yang sulit dengan memotong beberapa program senjata paling mahal.

Center for a New American Security (CNAS) dalam laporannya merekomendasikan Amerika sebaiknya membatalkan program kapal induk kelas Ford senilai US$ 40 miliar, menghentikan pembangunan kapal tempur pesisir, dan membeli lebih sedikit F-35 Joint Strike Fighter.

Dana akan dialokasikan untuk pembangunan bomber B-21, menambah 16 kapal selam tambahan, dan investasi dalam teknologi yang tengah berkembang seperti senjata energi laser tinggi
“Langkah pertama dari presiden baru nanti mungkin tidak akan membatalkan program ini tapi mungkin akan membuat perubahan signifikan dalam waktu singkat,” kata  Jerry Hendrix, salah satu penulis laporan dan peneliti senior think tank yang berbasis di Washington sebagaimana dikutip CNN Minggu 23 Oktober 2016.

Departemen Pertahanan menguraikan dasar dari rencana belanja dalam proposal anggaran 2017 senilai US$583 miliar yang disampaikan pada bulan Februari, namun para ahli CNAS Hendrix, Paul Scharre dan Elbridge Colby mengatakan rekomendasi yang mereka berikan akan membantu Pentagon menyeimbangkan prioritas investasi untuk dekade berikutnya.

CNAS adalah sebuah organisasi independen dan bipartisan yang menyediakan penelitian dan analisis untuk “bentuk dan meningkatkan” keamanan nasional dan perdebatan kebijakan luar negeri.

Bekerja di bawah anggaran hipotetis yang mengimplementasikan peningkatan 2 persen dari anggaran Departemen Pertahanan 2017, laporan menjabarkan rencana untuk menumbuhkan kekuatan Angkatan Laut menjadi 345 kapal dari 272 selama periode 10-tahun dan memberikan 185 pesawat tambahan untuk Angkatan Udara dengan berinvestasi pada apa yang disebut Hendrix sebagai campuran teknologi tinggi rendah. Permintaan anggaran 2017 mencapai peningkatan kurang dari 1 persen dari tingkat pengeluaran 2016.

Penulis laporan itu mengatakan membeli kombinasi sistem teknologi tinggi dengan yang lebih murah akan memungkinkan Pentagon untuk meningkatkan ukuran kekuatan dan mengizinkan AS untuk berinvestasi dalam peralatan untuk menangani ancaman yang muncul. “Ada titik di mana kuantitas memang memiliki kualitas,” kata Hendrix kepada CNN. Dia menambahkan bahwa lebih mudah untuk mempertahankan kehadiran di seluruh dunia dengan jumlah kapal dan pesawat yang lebih banyak.

Misalnya, daripada membeli dua F-35, laporan CNAS menyarankan untuk membeli satu F-35 dan dua tua F-16 atau F/A-18.

Sumber: jejaktapak

Rusia Temukan Pangkalan Militer Rahasia Nazi

Sebuah pangkalan militer rahasia milik Nazi di Kutub Utara telah ditemukan oleh para ilmuwan Rusia. Situs  terletak di pulau Alexandra Land 1.000 km dari Kutub Utara. Pangnkalan ini dibangun pada tahun 1942, setahun setelah Adolf Hitler menyerang Rusia.

Tempat ini diberi kode kode “Schatzgraber” atau “Treasure Hunter” oleh Jerman dan terutama digunakan sebagai stasiun cuaca taktis.

Sebagaimana dilaporkan The Independent Minggu 23 Oktober 2016, Pangkalan tersebut itu ditinggalkan ketika para ilmuwan yang ditempatkan di sana teracuni oleh daging beruang kutub pada tahun 1944 dan harus diselamatkan oleh U-boat Jerman.

Setelah 72 tahun, di pangkalan tersebut masih terdapat lebih dari 500 objek, termasuk dokumen yang cukup terawat.

Reruntuhan bunker, peluru berkarat dan peninggalan lainnya berasal dari Perang Dunia II juga ditemukan di situs dan banyak yang tetap dalam kondisi baik karena diawetkan dengan cuaca dingin
.
Pulau ini sangat penting selama Perang Dunia II untuk menghasilkan laporan meterological untuk perencanaan gerakan pasukan, kapal selam dan kapal.

Nama yang diberikan untuk pangkalan telah menyebabkan beberapa orang percaya tempat ini mungkin memiliki misi rahasia lain  dengan beberapa ahli berspekulasi bahwa kemungkinan pangkalan telah digunakan untuk mengejar peninggalan purbakala.

Alexandra Land adalah wilayah yang disengketakan selama beberapa tahun tetapi sekarang merupakan bagian dari Federasi Rusia.

Senin, 17 Oktober 2016

Rusia Gerakkan Iskander ke Kaliningrad, NATO Kirim E-3A Sentry

Setelah Rusia menggerakkan rudal berkemampuan nuklir ke depan pintu rumah NATO, pesawat pengintai NATO melakukan kunjungan ke Eropa Timur.

Pada tanggal 11 Oktober, AWACS E-3A NATO mengunjungi pangkalan udara Amari, Estonia. Dua hari kemudian E-3 lain terbang ke Siauliai, Lithuania. Kedatangan pesawat ini sebagai upaya menunjukkan komitmen aliansi untuk mempertahankan kehadiran terus-menerus di Eropa Timur, di mana Rusia baru-baru ini mengerahkan rudal Iskander berkemampuan nuklir di Kaliningrad.

Kunjungan ke pangkalan udara Siauliai, di Lithuania yang menjadi basis utama misi NATO operasi BAP (Baltic Air Patrol) didahului dengan presentasi dari E-3 NATO komponen E-3A di Pangkalan Angkatan Udara Airlift 1 Polandia di Warsawa. Kunjungan yang menandai penerbangan operasional ke-1.000 pesawat pengawasan itu di sisi timur NATO sejak awal krisis Ukraina.

Salah satu dari 16 AWACS E-3A berbasis di Geilenkirchen di Jerman, disambut di Warsawa dengan jet tempur F-16 dan MiG-29 dari  pangkalan udara Angkatan Udara Polandia.

Direktur Departemen Kebijakan Senjata NATO,  Kolonel Karol Dymanowski mengatakan  kunjungan E-3 ke Polandia adalah kesempatan untuk merayakan sorti ke-1.000  pesawat ini di Eropa Timur.

Pesawat E-3A Sentry telah beroperasi di dalam wilayah udara Polandia sejak tahun 2000. Setelah Polandia bergabung dengan Program NAPMO (NATO Early Warning and Control Program Management Organization), bersama dengan 15 negara lainnya, Warsawa memperoleh hak untuk menggunakan armada dari 17 platform AWACS NATO.

Rusia dikabarkan berencana menempatkan rudal Iskander yang memiliki kemampuan nuklir di Kaliningrad pada 2019. Rencana ini dinilai sebagai respons terhadap Amerika dan NATO yang membangun sistem rudala di Polandia dan Rumania.

Kaliningrad yang berada di wilayah barat Rusia, terjepit antara Polandia dan Lithuania, baik Uni Eropa dan anggota NATO.

Penempatan rudal ini di Kaliningrad sangat mengkhawatirkan NATO. Rudal ini tidak hanya mencakup semua wilayah Baltik tapi mungkin sekitar dua pertiga dari Polandia. Diperkirakan bahwa rudal ini akan memungkinkan Rusia untuk mencapai target hingga Jerman dan Swedia.

Operasi Pembebasan Mosul Dimulai

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi Minggu 16 Oktober 2016 malam mengumumkan operasi untuk membebaskan kota terbesar kedua Irak, Mosul yang dua tahun di kuasai ISIS telah dimulai.

“Saatnya telah datang dan saat kemenangan besar sudah dekat,” kata al-Abadi dalam sebuah pidato di televisi pemerintah, dikelilingi oleh komandan tinggi angkatan bersenjata Irak. “Saya mengumumkan hari awal operasi untuk membebaskan provinsi Nineveh [dimulai].”

Operasi ini menjadi penyebaran terbesar dari tentara Irak sejak invasi AS pada tahun 2003, dan saat ini sudah didukung oleh kekuatan udara dari koalisi anti-ISIS yang terdiri dari 60 negara.

Mayor. Salam Jassim, seorang komandan pasukan khusus elit Irak, mengatakan kepada The Washington Post lebih dari 80.000 tentara terlibat. Tentara Irak menjatuhkan ribuan selebaran di kota selama akhir pekan bagi warganya untuk tinggal jauh dari kantong-kantong ISIS dan agar memberitahu anak-anak mereka bahwa suara serangan udara dan bom adalah “permainan atau guntur sebelum hujan.”

Pada 2014, pasukan Irak secara memalukan dipukul mundur ISIS dari kota tersebut. Padahal selama ini mereka telah dilatih oleh Amerika Serikat. Pertempuran untuk merebut kembali Mosul diperkirakan akan berlangsung lama dan kompleks.

“PBB sangat prihatin bahwa dalam skenario terburuk, operasi di Mosul bisa menjadi yang paling kompleks dan terbesar di dunia pada tahun 2016, dan kami takut sebanyak satu juta warga sipil mungkin terpaksa meninggalkan rumah mereka,” kata Lise Grande, Koordinator kemanusiaan PBB untuk Irak, kepada The New York Times.

Laporan yang saling bertentangan telah muncul atas bagaimana ISIS sedang mempersiapkan untuk melawan serangan. CNN melaporkan pada hari Minggu bahwa sejumlah anggota ISIS melarikan diri kota saat tentara Irak mendekati, namun para ahli berspekulasi bahwa ISIS tidak mungkin untuk pergi diam-diam. Mosul adalah benteng terakhir kelompok  itu di Irak, di mana wilayahnya di negara tersebut telah menyusut dari 40% pada puncaknya hingga sekarang kira-kira tinggal 10%.

New York Times melaporkan bahwa 3.500 sampai 4.000 pejuang ISIS tetap di kota meskipun banyak dari mereka telah melarikan diri ke terowongan bawah tanah untuk mengantisipasi serangan udara.
Menurut The Washington Post, tentara Irak berencana untuk meninggalkan jalan keluar untuk ISIS di sisi barat Mosul dengan harapan mengurangi pertempuran di dalam kota, di mana 700.000 hingga satu juta warga sipil masih hidup.

“Jika ISIS tidak mengambil jalur melarikan diri nanti, risiko besar mereka menggunakan tameng manusia,” kata Giglio di Twitter. “Terutama setelah konvoi mereka hancur melarikan diri Fallujah.”
Militer Irak telah mengambil kembali Tikrit, Ramadi, dan Fallujah dari kelompok teror tahun lalu dengan bantuan serangan udara koalisi anti-ISIS pimpinan AS.

Kompleksitas operasi Mosul juga berasal dari banyaknya aktor yang berpartisipasi dalam pembebasan kota tersebut. Unit Elite Irak, pasukan Peshmerga Irak, pejuang Sunni, setidaknya tujuh milisi Syiah yang berbeda yang didukung Iran, dan mungkin beberapa pasukan Turki berperan dalam melawan ISIS.

“Kesulitan dalam membebaskan Mosul memiliki banyak hubungannya dengan politik seperti dengan strategi militer,” Warzer Jaff, seorang wartawan foto dari Sulaymaniyah di Kurdistan yang telah bersama dengan tentara Irak dan, terakhir, dengan Pasukan Khusus Irak, mengatakan kepada Business Insider.

Jika milisi Syiah memiliki bagian dalam merebut kembali kota itu sendiri, “itu akan menjadi pertumpahan darah,” katanya kemudian.

Itu sebabnya unit yang didominasi Sunni dan pasukan khusus perlu untuk mendorong ofensif, sementara Peshmerga dan milisi Syiah tetap di belakang.

Tetapi  tampaknya untuk 48 jam pertama, pasukan Peshmerga akan memimpin ofensif di front timur Mosul, menurut The Washington Post. Setelah itu, pasukan khusus Irak akan memimpin. Tapi banyak memperkirakakn pertempuran akan panjang dan sulit sehingga situas medan perang akan sangat mungkin berubah.

Sumber: jejaktapak

CIA Lakukan Cyber Attack ke Rusia?

Central Intelligence Agency (CIA) dilaporkan sedang mengembangkan skenario untuk melakukan cyberattack besar-besaran ke Rusia. Menurut sumber yang dikutip NBC News sasaran serangan termasuk pejabat pemerintah saat ini dengan tujuan untuk “mempermalukan” pejabat Rusia membongkar rahasia mereka.

Wakil Presiden Joe Biden juga mengisyaratkan kemungkinan itu ketika tampil dalam acara Meet the Press yang ditayangkan NBC Minggu 16 Oktober 2016.

Ketika ditanya oleh Chuck Todd mengapa Amerika tidak menanggapi upaya Rusia untuk mengganggu pemilihan Presiden dia menjawab “Kami mengirimkan pesan,” kata Biden, dengan nada ditekan. “Kami memiliki kapasitas untuk melakukannya. Dia akan tahu itu. Ini akan menjadi pilihan , dan dalam situasi yang memiliki dampak terbesar. ”

Para pejabat intelijen AS juga mengungkapkan kepada NBC bahwa CIA telah memiliki harta dokumen yang merinci berbagai pelanggaran oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut para ahli yang berbicara dengan NBC, skenario yang mungkin untuk serangan cyber pada Rusia telah disusun sebelumnya, tapi tidak pernah dilakukan karena khawatir akan meningkatkan eskalasi.

Meskipun, bahwa beberapa bentuk dasar bagi serangan skala besar AS sudah berlangsung. Pada bulan Juli, para pejabat Rusia mengungkapkan bahwa spyware telah ditemukan di beberapa jaringan pemerintah.

Kabar tentang persiapan CIA melakukan serangan ke Rusia muncul setelah sebelumnya Amerika geram dan menuduh Rusia telah terlibat hacking pada sejumlah data penting calon presiden Amerika. Washington menuduh Moskow ingin membuat kacau pemilihan presiden sehingga yang terpilih tidak akan mendapat legitimasi penuh dari rakyat.

Tandem Anti Rudal China-Rusia Lawan Sulit Amerika

Rencana Amerika Serikat untuk menggelar sistem anti-rudal di Eropa dan Korea Selatan yang disebut untuk melawan ancaman dari Korea Utara dan Iran sebenarnya memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keunggulan militer atas Rusia dan China. Tetapi kedua negara ini memiliki segala cara untuk melawannya.

Keputusan Washington untuk menyebarkan sistem pertahanan anti-rudal di Eropa bertujuan untuk memperoleh keunggulan militer atas Rusia dan China, menurut Wakil Kepala General Staff’s Main Operational Department, Letnan Jenderal Viktor Poznikhir mencatat bahwa niat AS untuk menyebarkan sistem di Eropa tidak memiliki koneksi dengan ancaman Iran atau Korea Utara.

Pyongyang secara fisik dapat menimbulkan ancaman nyata ke Barat, tetapi benar-benar tidak relevan membicarakan ancaman Iran setelah kesepakatan yang dicapai pada program nuklirnya.

Rusia menegaskan mereka tidak akan meninggalkan Amerika tanpa respons atas upayanya tersebut dan akan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk tidak mengizinkan Washington mengubah keseimbangan persenjataan strategis.

Sementara Viktor Baranets, seorang ahli militer dari surat kabar Rusia Komsomolskaya Pravda, kepada Sputnik Minggu 16 Oktober 2016 mengatakan penyebaran sistem anti-rudal Amerika di Eropa merupakan bagian dari strategi geopolitik Washington.

“Amerika merusak sistem stabilitas strategis global untuk mengejar doktrin superioritas global di seluruh dunia,” katanya.

Penyebaran sistem di Eropa tidak bisa tidak membuat Rusia khawatir karena peluncur yang dipasang adalah multiguna. Selain untuk rudal pencegat, sistem yang dipasang di Rumania dan Polandia juga dapat digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah.

“Kisaran rudal ” payung “oleh Amerika diklaim 500 kilometer. Namun intelijen Rusia memperkirakan kisarannya sekitar 2.000 kilometer. Selain itu, rudal dapat dengan cepat dibongkar dan diganti dengan rudal ofensif yang dapat mencapai target darat dengan jarak 2.500 kilometer,” katanya.

Lebih lanjut dia mencatat bahwa Rusia cukup mampu menjawab rencana Amerika. “Rusia memiliki sistem rudal yang mampu menentukan lokasi dari sistem pertahanan anti-rudal Amerika. Ini adalah hulu ledak nuklir hipersonik dengan manuver tinggi,” katanya.

Selain itu,  ada juga sistem rudal balistik jarak pendek Iskander. “Amerika harus cepat memahami bahwa tindakannya telah membawa situasi menjadi berbahaya dan jalan keluar harus dicari dengan tidak melalui sistem anti-rudal baru tapi melalui dialog dengan Moskow,” kata ahli itu.

Amerika juga harus memperhitungkan bahwa China juga bermaksud untuk menjawab payung rudal mereka.

“China telah mengumumkan bahwa mereka berniat untuk membuat pertahanan anti-rudal yang akan ditujukan untuk menangkal perisai AS yang akan ditempatkan di Korea Selatan,” katanya.

China secara terbuka mengatakan bahwa jika sistem Amerika dikerahkan itu akan menjadi perhatian besar bagi Beijing.

Ahli itu berkata bahwa ada upaya tandem dari Moskow dan Beijing untuk melawan rudal Amerika yang berpotensi dapat menjadi kekuatan global yang serius.

Amereka harus memperhitungkan tidak hanya di Eropa tetapi di Timur Jauh dan di kawasan Asia-Pasifik.

Senin, 10 Oktober 2016

Korea Selatan Tambah 2 E-737 Peace Eye untuk Awasi Musuh Bebuyutan

Angkatan Udara Korea Selatan berencana mengakuisisi dua pesawat peringatan dini dan kontrol (AEW & C) E-737 Peace Eye untuk meningkatkan kemampuan pengawasan udara mereka.
Langkah ini akan meningkatkan jumlah E-737 menjadi enam dan memberikan Angkatan Udara kesadaran situasional yang lebih baik, kemampuan yang lebih besar untuk mengumpulkan sinyal intelijen dan kontrol yang lebih baik pada aset udaranya. Kehadiran pesawat dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap Utara yang tidak memiliki platform yang sama.

E-737 juga dapat memberikan Seoul kemampuan untuk lebih mengatur dan melindungi zona identifikasi Pertahanan Udara Korea dari semua penyusup di tengah negara-negara di Asia Timur Laut yang mulai berlomba-lomba untuk lebih efektif mengelola wilayah udara mereka menghadapi ancaman keamanan.

“Di masa lalu hanya ada spekulasi tentang peningkatan ukuran armada AEW & C, tapi kini telah ‘dikonfirmasi’ untuk menjadi bagian dari rencana akuisisi jangka panjang,” kata sumber pemerintahan yang menolak disebutkan namanya sebagaimana dikutip Korean Times dari Kantor Berita Yonhap Minggu 9 Oktober 2016.

Sumber ini tidak memberikan waktu pengadaan tapi rencana jangka panjang biasanya membutuhkan waktu lima tahun untuk mendapatkan anggaran yang diperlukan untuk memulai proyek.
“Dimasukkannya pengadaan adalah tanda yang jelas bahwa militer menginginkan pesawat,” katanya.

Langkah itu diambil di tengah ketegangan antar-Korea yang semakin berkobar setelah uji coba nuklir kelima Korea Utara pada 9 September dan ancaman untuk meluncurkan serangan preemptive terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.

E-737 yang lebih banyak akan membuat lebih mudah bagi Seoul untuk menjaga pesawat tersebut di udara lebih lama bahkan jika mereka harus menjalani perawatan rutin.

Korea Selatan menerima Peace Eye pertama pada bulan September 2011, dengan pesawat keempat dikerahkan pada bulan Oktober tahun berikutnya.

Pesawat-pesawat ini menggunakan radar active electronically scaned array L-band yang ditempatkan pada  punggung pesawat yang dapat memindai 360 derajat dan mendeteksi lebih dari 1.000 target udara secara bersamaan serta pencarian target laut.

Pesawat didasarkan pada jet penumpang B-737  dapat terbang selama 10 jam dan sangat efektif dalam mendeteksi pesawat yang terbang rendah yang mungkin mencoba untuk menembus wilayah udara Korea Selatan dengan mengambil keuntungan wilayah Korea yang banyak terdapat pegunungan.

Selain Korea Selatan, Australia dan Turki menggunakan E-737 sebagai pesawat peringatan dini dan kontrol pesawat serta platform manajemen medan perang.

Sabtu, 01 Oktober 2016

F-16 Polandia ke Estonia: Bawa 2 Pesan

Untuk pertama kalinya, jet tempur F-16 Polandia dikerahkan ke Estonia untuk mengambil bagian dalam Latihan Ramstein Alloy edisi ketiga.
Ramstein Alloy adalah latihan dua hari di kawasan Baltik. Edisi sebelumnya diselenggarakan oleh Estonia dan Latvia pada 27-28 Septembe.

Angkatan Udara Polandia mengambil bagian dalam latihan dengan jet F-16 Block 52+ dari AB 31 di Krzesiny, dekat Poznan yang ditempatkan di pangkalan Amari di Estonia.

Bersama Viper Polandia, Mirage 2000 Angkatan Udara Prancis dikerahkan ke Siauliai, Lithuania sebagai lead NATO BAP (Baltic Air Patrol), dengan Eurofighters Angkatan Udara Jerman mendukung misi BAP dari Amari, Estonia juga mengambil bagian dalam latihan.

Finlandia dan Swedia, negara-negara mitra NATO, juga terlibat dalam latihan serta memberikan kontribusi untuk latihan: Lithuania, dengan yang airlifters C-27J Spartan, dan Latvia menyediakan helikopter Mi-17 untuk melaksanakan operasi SAR / CSAR.

Seluruh latihan difokuskan pada sorti pengawasan / intersepsi, pengintaian dan pemberian bantuan untuk pesawat sipil dalam lingkup situasi darurat meskipun ada ruang untuk sesuatu yang lebih: misalnya, jet Polandia juga terlibat dalam latihan CAS (Close Air Support).

Ramstein Alloy hanya yang terbaru dari serangkaian kegiatan dan operasi yang melibatkan F-16 Polandia di luar negeri. Tidak hanya mengerahkan F-16 mereka ke Timur Tengah untuk melawan ISIS, sekarang mereka juga sedang dikerahkan di sepanjang wilayah Timur NATO.

Ini dapat dianggap sebagai bantahan dari rumor menyarankan bahwa Viper dioperasikan oleh Angkatan Udara Polandia tidak siap tempur.

Sejauh ini, Angkatan Udara Polandia telah mendukung rotasi BAP dengan MiG-29 Fulcrum karena berbagai alasan: dari asumsi bahwa Fulcrum kurang sensitif terhadap FOD, alasan keuangan, sampai ancaman ELINT Rusia.

Beberapa klaim juga muncul, menunjukkan bahwa F-16 Polandia mungkin tidak memiliki suite AIDEWS sehingga tidak dapat beroperasi dekat perbatasan Rusia.

Fakta bahwa F-16 Polandia telah dikerahkan ke Estonia memiliki makna ganda. Pertama, mengakhiri rumor tentang kurangnya potensi kesiapan jet Polandia, kedua, mungkin menjadi tanda bahwa Viper Polandia sedang dipersiapkan untuk mendukung operasi pengawasan udara Baltic tahun depan menggantikan MiG-29 Fulcrum.

AS Kirim Senjata Terbaiknya ke Asia Pasifik


Amerika Serikat bertekad akan mengirimkan senjata-senjata terbaru dan terbaik mereka ke Asia Pasifik untuk tetap menjaga keunggulan di wilayah yang semakin tegang karena konflik territorial China dengan sejumlah negara dan program nuklir Korea Utara.
Menteri Pertahanan Ashton Carter mengatakan  Pentagon akan mengirimkan senjata paling canggih  termasuk pesawat tempur F-22 dan F-35, kapal Destroyer DDG-1000 dan pembom strategis. Mereka juga akan akan menghabiskan dana US$16 miliar selama lima tahun ke depan untuk program pesawat tanker udara jarak jauh KC-46A Pegasus.

“Amerika Serikat akan terus mempertajam keunggulan militer kami sehingga kami tetap menjadi militer paling kuat di kawasan itu, ” kata Carter dalam sebuah pidato di atas kapal induk bertenaga nuklir AS Carl Vinson di San Diego, California Kamis 29 September 2016. “Lompatan investasi ini akan membuat kita unggul di Asia Pasifik dan di tempat lain.”

Departemen Pertahanan telah menginvestasikan lebih dari US$21 miliar untuk pengembangan awal dari Stealth bomber generasi berikutnya, Northrop Grumman B-21 Raider. Mereka juga meningkatkan pendanaan untuk drone bawah laut yang mampu beroperasi di perairan dangkal.

“Lebih dari US$ 40 miliar selama lima tahun ke depan akan dihabiskan untuk memastikan kami terus memiliki kekuatan bawah laut paling mematikan di dunia,” kata Carter sebagaimana dikutip Sputnik. Upaya itu termasuk meningkatkan tiga kali lipat kemampuan rudal Tomahawk pada kapal selam nuklir kelas Virginia.

Kemampuan Tempur Pilot China Masih di Bawah AS

China memiliki angkatan udara terbesar ketiga di dunia dan mungkin melampaui Amerika Serikat dalam dalam 15 tahun ke depan. Namun dalam perang udara dengan Angkatan Udara AS, Beijing akan membutuhkan lebih dari sekadar pesawat. Mereka juga membutuhkan pilot tempur dengan kemampuan baik untuk bisa menghadapai pilot Amerika yang dikenal dengan kemampuan tinggi karena latihan dan pengalaman tempurnya.
Saat ini, pilot tempur China sedang berjuang untuk membangun teknik pelatihan yang intensif dan efektif. Ini sebagai bentuk kesadaran bahwa mereka masih memiliki tingkat kemampuan yang jauh di bawah Amerika atau Rusia.

Menurut laporan terbaru oleh RAND Corporation, sebuah think tank yang memiliki hubungan dekat dengan Angkatan Udara AS, Angkatan Udara Pembebasan Rakyat China mulai mengubah cara melatih pilot. Perubahan ini, dari waktu ke waktu, bisa sangat berpengaruh dalam upaya mengurangi kesenjangan keterampilan antara angkatan udara China dan Amerika.

Sebagaimana dilaporkan The Week Rabu 28 September 2016, Angkatan Udara China jauh tertinggal dengan Amerika Serikat karena banyak hal, salah satunya adalah faktor sejarah. Pengalaman traumatis dari Perang Dunia II, ketika 14 juta orang China kehilangan nyawa mereka dalam invasi dan pendudukan Jepang, telah membentuk strategi China untuk membangun pasukan darat besar. 

Selama Perang Dingin, para pemimpin Beijing melihat risiko invasi lain, terutama dari Uni Soviet sehingga mereka terus menggenjot kekuatan darat mereka. Pada akhirnya matra lain lebih dilupakan.

Tetapi  China telah melakukan reformasi militer besar sejak 1980-an yang bertujuan memperluas kehadiran mereka di Laut China Selatan dan Timur, sehingga memaksa angkatan laut dan udara berhadapan dengan  Amerika Serikat. China juga mengurangi kekuatan pasukan daratnya dan memperluas angkatan udara dan angkatan laut serta memikirkan kembali tentang bagaimana berperang dengan istilah yang berbeda.

Tetapi struktur yang sangat terpusat dan top-down  tetap menghambat keterampilan pasukan tempur. Rencana realistis dan panduan pelatihan tidak diterjemahkan dengan baik dalam pertempuran.
Pelatihan diperlukan untuk membiasakan pilot dengan perubahan kondisi  dan untuk membuat keputusan di tempat. “Sebagian besar pilot, bahkan mungkin semua, melakukan manuver taktis mereka didikte komandan di menara kontrol,” tulis laporan itu.

Dicontohkan pesawat yang paling penting dalam formasi tempur adalah pesawat yang memimpin. Pada dasarnya, pesawat  diawaki oleh pilot berpengalaman yang bertanggung jawab untuk memerintah formasi.

Pilot pemimpin China sering tidak memiliki keterampilan taktis, manuver udara dan rencana penerbangan berubah tanpa instruksi dari darat.

Keadaan semakin lebih buruk karena mereka sering menunda “komando darat dan bimbingan personil selama konfrontasi,” laporan RAND mengutip koran angkatan udara China Kongjun Bao.
“Dengan demikian, ada banyak faktor yang tidak menguntungkan yang terjadi selama [pelatihan] pertempuran udara. Misalnya, komando darat seringkali tidak mampu bersaing dengan situasi udara yang kompleks dan berubah-ubah,” tambah Kongjun Bao.

“Pilot terlalu banyak mengandalkan perintah dan bimbingan dari darat, yang tidak kondusif untuk meningkatkan antusiasme dan inisiatif dari kombatan udara.”

Masalah yang sama muncul selama serangan target darat. Dalam sebuah latihan, komandan menguji pilot dengan mengubah target mereka secara “ad-hoc”, namun penerbang terbang terlalu rendah dan tidak bisa mendengar perintah.

Beijing bahkan menyeret pilot antara pangkalan udara yang berbeda untuk bercampur dalam medan pertempuran. Selama pertempuran udara tiruan, komandan telah membatasi jumlah informasi antara formasi sebelum mereka melancarkan duel simulasi.

PLAAF bahkan “sering menghapus pembatasan keamanan,” tambah laporan itu.
Tapi pilot lebih baik mungkin tidak banyak dipedulikan, pada akhirnya. Beijing mengantisipasi potensi konflik dengan Amerika Serikat di Pasifik Barat dengan mengandalkan keunggulan jumlah.

Blackjack: Tercepat, Tertinggi, Terjauh, Terbesar


Rusia akan memperbaharui produksi bomber strategis supersonik Tu-160 (Blackjack),
Tu-160 adalah pembom/pembawa rudal strategis supersonik sayap variable menyapu yang dirancang oleh Biro Desain Tupolev di era Uni Soviet pada tahun 1970-an  sampai awal 1980an.
160 8

Penerbangan perdana pembom dilakukan pada bulan Desember 1981 dan mulai beroperasi pada April 1987. Produksi kembali dimulai dan Tu-160 disampaikan kepada Angkatan Udara Rusia pada Mei 2000. Sekitar 35 pesawat dibangun dan hanya 16 berada di layanan di Rusia.
160

Pembawa rudal strategis / bomber Tupolev Tu-160 akan kembali masuk produksi. Pesawat ini akan lahir kembali sebagai sebuah mesin terbang yang mematikan dan sulit untuk dibendung oleh lawan.
160 13

Tu-160 memegang 44 rekor dunia di ketinggian penerbangan dan berbagai operasi. Rekor terbaru ketika pesawat melakukan penerbangan tanpa henti sejauh 18.000 kilometer dalam 24 jam dan 24 menit.
160 9

Tu-160 adalah pesawat supersonic terbesar, terberat dan yang paling kuat dalam penerbangan militer. Selama modernisasi, pesawat akan dilengkapi dengan sistem komunikasi dan navigasi canggih, sistem penargetan baru dan kompleks peperangan elektronik.

Sumber: Jejaktapak

Tanda-Tanda Akan Perang? India Evakuasi Penduduk Dekat Perbatasan Pakistan

India mengungsikan lebih dari 10 ribu penduduk desa di dekat perbatasan dengan Pakistan, di tengah kekhawatiran akan ketegangan militer setelah pasukan khusus India melancarkan gerakan lintas perbatasan terhadap tersangka pegaris keras.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan pasukan keamanan federal dan negara bagian meningkatkan pemantauan di sepanjang garis depan di negara bagian Jammu dan Kashmir, bagian dari perbatasan sepanjang 3.300km antara dua negara tetangga bersenjata nuklir itu.

Pengungsian tersebut dilakukan setelah India mengatakan melancarkan serangan ke seberang Garis Kendali (LoC) atau perbatasan nyata di wilayah Kashmir, yang dikuasai Pakistan, terhadap tersangka pegaris keras, yang bersiap melakukan serangan di India.

Pengumuman sangat di luar kebiasaan pada Kamis itu atas yang disebut India sebagai “serangan operasi” memunculkan kemungkinan peningkatan militer antara kedua musuh yang bisa merusak gencatan senjata Kashmir pada 2003.

India dan Pakistan terlibat dalam dua perang atas Kashmir, masing-masing menguasai sebagian wilayah namun mengklaim keseluruhannya secara penuh.

Di Pakistan, peristiwa versi India itu menghadapi sikap skeptis, dengan saluran-saluran berita televisi dan harian melaporkan bahwa serangan operasi semacam itu tidak terjadi.

Mereka melaporkan tembakan senjata dan mortir kecil, yang relatif rutin terjadi di LoC yang dipenuhi persenjataan militer.

Harian Express Tribune Pakistan yang merupakan afiliasi New York Times, memuat berita utama nerjudul “Lelucon Operasi Meletus di Muka India”.

“Ini adalah taktik pengalihan India… Jika mereka benar-benar bertindak seperti ini, tentara kami siap,” kata Sartaj Aziz, kepala kebijakan luar negeri negara tersebut kepada saluran televisi lokal Geo TV menjelang rapat kabinet yang akan dipimpin oleh Perdana Menteri Nawaz Sharif, Jumat.

Ratusan desa dikosongkan di sepanjang jalur 15 km perbatasan di kawasan dataran rendah Jammu dan dekat Garis Kendali ke utara di pegunungan Kashmir.

“Prioritas utama kami adalah memindahkan perempuan dan anak-anak ke bangunan pemerintah, rumah-rumah penampungan dan gedung-gedung pernikahan,” kata Nirmal Singh, wakil menteri besar Jammu dan Kashmir.

“Warga yang tidak bisa pindah diinstruksikan untuk tidak keluar rumah pada awal pagi atau larut malam,” katanya.

Tekanan domestik atas Modi semakin meningkat untuk melakukan pembalasan, setelah 19 tentara tewas dalam serangan pada 18 September di pangkalan militer India di Kashmir yang oleh India dituding dilakukan oleh penyusup yang menyeberang dari wilayah Pakistan.

Pemimpin senior partai nasional berkuasa yang dipimpin Modi menyatakan dirinya puas dengan respon “multi-cabang” India atas serangan terhadap pangkalan militer itu.

“Bagi Pakistan, terorisme menjadi pilihan lebih murah selama ini. Saatnya untuk membuatnya lebih mahal bagi mereka,” kata Ram Madhav, sekretaris jendral nasional Partai Bharatiya Janata, dalam kolom di harian “Indian Express”.

Pemerintah Modi berjuang untuk menahan unjuk rasa jalanan di Kashmir dimana lebih dari 80 warga sipil tewas dan ribuan lainnya cidera dalam 10 pekan terakhir, setelah seorang militan muda tewas di tangan pasukan India.

Petani Rakesh Singh yang berusia 56 tahun dan tinggal di sektor Arnia, Jammu, mengatakan keluarganya termasuk yang pertama meninggalkan rumah karena desanya berada dalam jangkauan persenjataan Pakistan. “Kami paling menderita,” katanya, “Ini bukan hal baru bagi kami.”

Darimana Mesir Dapatkan Uang Untuk Ekspor Senjata??

Pada 2015 Mesir menjadi menjadi pengimpor terbesar keempat di dunia. Ini menjadi aneh kenapa bisa Mesir bisa melakukannya.
Faktanya adalah Mesir menjadi negara yang memiliki sedikit minyak, populasi besar dan ekonomi yang rapuh salah satunya karena korupsi dan serangan teroris juga telah menghantam sektor pariwisata. Bagaimana Mesir bisa mengimpor senjata besar-besaran?

Mesir telah membeli 24 jet tempur Rafale. Mereka juga mendapatkan dua kapal kelas mistral buatan Prancis yang seharusnya dikirim ke Rusia. Uang dari mana?

Sesungguhnya negara ini membeli senjata tidak dengan uangnya sendiri. Kairo mendapat bantuan miliaran dolar dari negara-negara asing, terutama negara-negara Arab kaya minyak. Mereka membantu Mesir membangun kekuatan militernya karena permusuhan antara Arab dan Iran.

Mesir setiap tahun juga mendapat bantuan militer dari Amerika Serikat senilai US$1,3 miliar.
Bantuan ini bergantung pada bagaimana Mesir bisa mempertahankan hubungan damai dengan Israel. Tetapi sekarang hal itu tidak lagi jadi masalah karena Israel telah menjadi sekutu resmi dari negara-negara Arab dalam upaya mereka untuk mencegah invasi Iran.

Alasan lain Mesir membeli banyak senjata karena pergolakan tanpa henti di negara ini setelah Arab Spring yang menerjang negara tersebut pada 2011 hingga memunculkan pemberontakan yang berakhir pada penggulingan pemerintah pada 2013.

Pada 2014 terjadi kudeta diganti presiden terpilih yang didukung oleh konservatif dan radikal Islam. Pemerintah ini mempersiapkan perang dengan Israel.

Untuk sebagian besar dekade terakhir negara Teluk Persia telah melakukan pembelian militer tahunan lebih dari US$ 60 miliar per tahun dan sebagian besar telah pergi ke enam anggota kaya minyak anggota GCC (Gulf Cooperation Council). Arab Saudi, UEA, dan Kuwait adalah pembeli besar dan alasan utamanya karena takut pada Iran. Sekarang Mesir telah menjadi importir senjata utama juga karena alasan sama.

Sampai 2016, ketika embargo senjata internasional terhadap Iran dicabut, pengadaan militer Iran kurang dari 10 persen dari yang dihabiskan tetangga Arab.

Sekarang lebih seperti 20 persen dan ini akan menjadi buruk bagi orang-orang Arab.

Selain itu, orang-orang Arab memiliki catatan tempur jauh kurang mengesankan, terutama di abad terakhir. Negara-negara Arab yang kaya minyak mencoba untuk melengkapi pasukan mereka dengan berbagai senjata terbaik dan berharap untuk mendapat yang terbaik.

AS terus menjadi eksportir senjata terkemuka diikuti oleh Rusia, Prancis, Inggris, China, Jerman, dan Italia. Pertumbuhan tajam dalam ekspor senjata sebagian besar karena dalam sepuluh tahun terakhir anggaran pertahanan global telah meningkat hampir 50 persen menjadi lebih dari US$ 1,4 triliun atau sekitar 2,5 persen dari PDB global.

Setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1991, anggaran pertahanan menurun selama beberapa tahun ke bawah satu triliun dolar setahun. Tapi pada akhir tahun 1990-an meningkat lagi.

Wilayah dengan pertumbuhan terbesar telah di Timur Tengah, di mana belanja pertahanan telah meningkat 62 persen dalam dekade terakhir. Wilayah dengan pertumbuhan terendah (6 persen) adalah Eropa Barat.

Resesi 2008 memiliki dampak pada pengeluaran pertahanan global yang terhenti selama beberapa tahun tetapi kemudian pertumbuhan belanja telah mulai kembali meningkat di banyak negara.

Kelas Buyan-M: Kecil Namun Mematikan

Pada pertengahan 2016 Rusia memesan lebih banyak korvet kelas Buyan-M. Tidak jelas berapa jumlah tepat dari kapal yang dibeli berikut dan rincian fitur baru serta berapa banyak pelanggan ekspor baru ada untuk Buyan-M.
Kapal kelas Buyan awalnya dibangun sebagai kapal kecil (550 ton). Kapal pertama dari kelas ini mulai beroperasi pada tahun 2006. Hanya tiga dibangun sebelum diputuskan untuk dibangun kapal yang lebih besar dan lebih bersenjata berat yang melahirkan Buyan-M. Pada tahun 2013 kapal pertama dari lima Buyan M memasuki layanan.

Buyan-M memiliki bobot 950 ton dan panjang 74 meter (243 kaki) serta memiliki 36awak.
Kecepatan puncak adalah 45 kilometer per jam dan daya tahan adalah sepuluh hari. Persenjataan terdiri dari meriam 100mm, dua senapan mesin 14.5mm, dua meriam multibarrel 30mm AK-630 untuk pertahanan jarak dekat melawan rudal dan pesawat.

Ada delapan tabung peluncuran vertikal untuk menembakkan rudal anti-Kaliber 3K14 (kisaran 300 kilometer).

Ada juga sistem rudal jarak pendek dengan jangkauan 5-6 kilometer,  Gibkha 3M47 dengan delapan rudal. Kapal dilengkapi radar udara/permukaan dan sonar.

Buyan-M baru yang dipesan sedikit lebih besar yakni dengan berat  1047 ton tetapi senjatanya sama dengan lima Buyan sebelumnya.

Buyan bersenjata berat telah menjadi kapal patroli murah yang dapat menangani apa saja selama patroli pantai dan bahkan dapat berguna di masa perang. Ini adalah salah satu dari beberapa desain baru Rusia yang ditujukan untuk patroli pantai.  Pada teknologi yang lebih tinggi Rusia memiliki korvet 2.200 ton kelas Stereguschyy yang kapal pertama memasuki layanan pada tahun 2007 dan diikuti oleh enam kapal lain.

Dari Rencana 10, Rusia Cuma Upgrade 2 Kapal Selam Nuklir Kelas Antey

Angkatan Laut Rusia urung mengupgrade seluruh kapal selam nuklir Kelas Antey (project 949A) dan memangkas hanya menjadi dua unit saja. “Tidak, tidak semua dari mereka. Ada rencana tertentu,” kata  Direktur Umum dari Biro Desin Rubin, Igor Vilnit Biro Desain Rubin, Igor Vilnit kepada TASS Kamis 29 September 2016.

Vilnit mengatakan hanya dua kapal kelas Antey yang akan diupgrade yakni Irkutsk dan Chelyabinsk. Pekerjaan akan dilakukan di galangan kapal Zvezda di Timur Jauh.

Vilnit berjanji bahwa upgrade jauh akan meningkatkan siklus hidup kapal selam ‘.

“Itu tidak perbaikan tapi peningkatan fundamental,” tambahnya.

Laporan sebelumnya, Angkatan Laut Rusia berencana untuk meng-upgrade sepuluh kapal selam bertenaga nuklir Project 949A dan 971. Awalnya, project 945 (A) juga disebutkan dalam daftar kapal selam untuk ditingkatkan.

Rusia telah membangun sebelas kapal selam proyek 949A Antey. Saat ini delapan yang bertugas aktif. Antey memiliki bobot perpindahan 24.000 ton. Masing-masing membawa 24 peluncur untuk rudal jelajah Granit dan enam tabung torpedo.

Sumber: Jejaktapak

Amerika Bersiap Kirim 600 Pasukan Tambahan ke Irak

Amerika Serikat akan mengirim sekitar 600 tentara tambahan ke Irak untuk membantu pasukan lokal merebut kembali kota Mosul dari kelompok ISIS.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan bahwa pihaknya telah meminta pelatih dan penasihat tambahan dari Amerika Serikat. Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut pengiriman tentara tambahan sebagai “keputusan yang menyedihkan.” “Saya sangat berhati-hati saat mengirim tentara ke medan perang. Mereka berisiko tidak akan kembali lagi ke Amerika Serikat,” kata Obama di Virginia.

Tentara-tentara itu akan melatih dan memberi masukan bagi pasukan militer Irak dan milisi peshmerga Kurdi dalam pertempuran di Mosul. Mereka juga akan “melindungi wilayah yang sudah dibebaskan di Irak,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter.

Sebagian dari tentara baru akan ditempatkan di pangkalan udara Qayara, sekitar 60 km dari Mosul, kata Carter. Pasukan pemerintah Irak membebaskan tempat tersebut dari ISIS pada Juli dan memfungsikannya sebagai pusat logistik untuk mempersiapkan serangan lanjutan ke arah utara.

Sementara yang lain akan ditempatkan di pangkalan udara Ain al Asad di bagian barat Irak. Ratusan tentara Amerika Serikat sudah sejak lama berada di sana untuk melatih angkatan bersenjata Irak.

Carter menolak mengungkap lokasi penempatan tentara. Meski demikian, dia menyatakan bahwa beberapa tentara akan membantu upaya pengumpulan informasi intelijen, terutama terkait rencana ISIS menggelar serangan di luar wilayah yang mereka kuasai.

“Kami siap membantu pasukan Irak untuk mengkonsolidasikan semua wilayah di negara tersebut,” kata Carter.

“Mosul akan menjadi kota besar terakhir yang harus dibebaskan. Namun mereka juga harus memperkuat penguasaan di semua bagian kota tersebut,” kata dia. Mosul adalah ibu kota de facto ISIS di Irak.

Sementara itu di Washington, juru bicara Pentagon Jeff Davis menyatakan akan segera mengirim tentara tambahan dalam beberapa pekan mendatang.

Secara keseluruhan, tiga tentara Amerika Serikat telah tewas di medan pertempuran sejak negara tersebut menyatakan perang melawan ISIS.

Amerika Serikat saat ini menempatkan 4.565 tentara di Irak yang bertugas melakukan serangan udara, pelatihan, dan bantuan taktik untuk militer Irak, yang pada 2014 lalu sempat dipermalukan oleh ISIS di Mosul.

Pasukan Irak, yang terdiri dari tentara pemerintah, peshmerga, dan milisi Syiah telah berhasil merebut kembali sekitar setengah dari wilayah yang dikuasai ISIS dalam dua tahun terakhir. Namun Mosul akan menjadi pertempuran terbesar.

Amerika Serikat secara bertahap terus meningkatkan jumlah pasukan mereka di Irak pada tahun ini dan menempatkan mereka lebih dekat ke jalur terdepan pertempuran. Pada Juli lalu, Obama mengirim 560 tentara tambahan sementara tiga bulan sebelumnya memberangkatkan 200 tentara.

Jumlah tentara yang ada pada saat ini masih jauh lebih sedikit dibanding periode invasi untuk menjatuhkan Saddam Hussein yang sempat mencapai angka 170.000 tentara