Saat AL Filipina resmi mengorder helikopter AKS (Anti Kapal Selam)
AgustaWestland AW159 Wildcat pada Maret 2016, maka lengkaplah pasar
pertarungan helikopter AKS di Asia Tenggara.
Maklum Filipina sebagai
negara maritim kedua terbesar di Asia Tenggara, sejak lama dipandang
paling inferior dari segi aspek kekuatan laut. Dengan bergabungnya
Filipina di kompetisi helikopter AKS, maka kloplah parade helikopter AKS
di kawasan ini. Namun biasanya muncul pertanyaan, jenis helikopter AKS
mana yang terbaik?
Untuk menyebut mana jenis helikopter AKS yang terbaik tentu tak
gampang, yang jelas si penilai harus menetapkan dasar ukuran pembanding
untuk menentukan siapa yang terbaik. Jika dasar ukur jelas pun, belum
tentu selesai disitu, banding-membandingkan antara helikopter andalan
masing-masing pabrikan jadi soal sensitif, bila kurang cermat bisa jadi
ada anggapan penentuan didasarkan atas ‘pesanan.’
Bila dirunut ke etalase kekuatan laut, di Asia Tenggara dan Australia
ada jenis helikopter ASW (Anti Submarine Warfare) seperti Sikorsky
S-70B Seahawk (Singapura dan Thailand), AgustaWestland Super Lynx 300
(Malaysia dan Thailand), Kamov Ka-28 (Vietnam), Sikorsky MH-60R Seahawk
(Australia), AS565 MBe Panther (Indonesia), dan AgustaWestland AW159
Wildcat (Filipina). Yang disebut kedua terakhir statusnya belum
operasional saat tulisan ini dibuat.
Bisa dikata, nama-nama helikopter diatas adalah yang terdepan sebagai helikopter AKS. Tapi ada yang menarik dari ulasan di situs
naval-technology.com (2/1/2014) dengan judul
“The World’s 10 Best Anti Submarine Helicopters.”
Situs ini menjelaskan 10 jenis helikopter AKS berdasarkan elemen
perangkat AKS, jangkauan terbang dan endurance. Dua elemen yang disebut
terakhir menjadi kunci keunggulan helikopter yang beroperasi di laut
lepas. Apalagi peran ekstra heli AKS yakni mendukung misi SAR. Dan meski
bersifat subyektif, berikut peringkat 10 helikopter AKS terbaik versi
naval-technology.
10. Airbus Helicopters AS565 MB Panther
Namanya sudah lumayan moncer disebut-sebut sejak dua tahun
bekalangan, pasalnya sudah dipastikan TNI AL akan menerima 11 unit AS565
MBe Panther dalam kurun waktu tiga tahun pengiriman. AS565 Panther
mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing
mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa
yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di
ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan
starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai
batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering
hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam.
Untuk kemampuan jelajah, dengan empat tangki dibawah lantai dan satu
di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130
liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan
auxiliary fuel tank dan ferry tank. Panther dapat menjalankan misi
hingga 820 km dengan kapasitas bahan bakar standar. Endurance Panther
mencapai 4,5 jam di udara. Sebagai heli SAR, Panther dilengkapi radar
pencari Omera ORB 32 pada bagian moncong. Panther juga dibekali EFIS
(electronic flight and information system) dengan lima layar besar untuk
display di ruang kokpit. Panther dapat beropeasi lewat autopilot dengan
dukungan teknologi Sagem dan navigasi berbasis computer Nadir MK2. Bila
dibutuhkan, Panther pun dapat dipasangi turret FLIR (forward looking
infra red) pada sisi badan pesawat. Keseluruhan sistem komunikasi
mengadopsi navigasi inersial Nortrop Grumman dan GPS.
9. Kaman SH-2G Super Seasprite
Keluarga helikopter Seaprite memang sudah legendaries, telah puluhan
tahun melayani AL AS. Varian terbarunya SH-2G Super Seasprite saat ini
dioperasikan oleh AL Mesir, AL Polandia, dan AL Selandia Baru. Pesanan
perdana SH-2G Super Sprite diterima Mesir pada tahun 1997. Sebaliknya AL
AS justru memensiunkan helikopter ini pada Mei 2001. Super Seasprite
dapat dilengkapi dengan radar multi-mode, sistem FLIR, dipping sonar,
sonobuoys, dan unit pengolahan akustik. Kombinasi torpedo homing, bom
laut, rudal udara-ke-permukaan dan senapan mesin memastikan keterlibatan
Super Sprite dalam operasi pada sasaran permukaan dan target bawah air.
Helikopter ini memiliki jangkauan maksimum lebih dari 830km dan
endurance 3,5 jam.
Ada cerita menarik tentang SH-2G, jauh sebelum TNI AL memutuskan
mengakuisisi AS565 Panther, helikopter ini pada tahun 2012 sempat lebih
dulu disebut-sebut bakal masuk ke armada TNI AL, tentu statusnya sebagai
barang bekas pakai.
8. AgustaWestland AW101
Ini adalah helikopter multi peran kelas sedang yang sudah dikenal mampu
melaksanakan berbagai macam misi. Untuk peran AKS, AW101 dapat
beroperasi otonom, atau juga bisa beroperasi dengan terintegrasi penuh
dengan misi kapal perang. Sistem integrasi sensor yang melengkapi AW101
terdiri dari dipping sonar, sonobuoys dan electronic warfare suite.
Dalam sekali terbang, AW101 dapat membawa empat unit torpedo, bom laut
dan persenjataan lain. AW101 punya jarak jangkau normal hingga 1.300 km
dan endurance sampai enam jam.
Nama AgustaWestland AW101 sempat menjadi trending topic di Indonesia,
pasalnya pada akhir tahun lalu TNI AU telah berencana untuk
mendatangkan tiga unit helikopter AW101 varian VVIP sebagai helikopter
kepresidenan terbaru.
7. Harbin Z-9EC ASW
Pemuatan identitas helikopter ini mungkin akan menjadi polemik, pasalnya
rancang bangunnya berasal dari helikopter Z-9, dimana Z-9 sendiri
merupakan produk Harbin yang berasal dari lisensi Airbus Helicopters
AS365 Dauphin. Sementara Z-9C merupakan varian lisensi dari AS565
Panther. Cina saat ini memiliki beberapa varian Z-9. Khusus untuk Z-9EC
sejatinya merupakan versi AKS untuk AL Pakistan. Konfigurasi Z-9EC ASW
mencakup pulse-compression radar, low frequency dipping sonar, radar
warning receiver, doppler navigation system, dan ET-52C anti-submarine
torpedoes untuk memburu kapal selam. Dengan mesin 2 × Zhuzhou Aeroengine
Factory WZ-8A turboshaft, Z-9EC dapat terbang ferry sejauh 1.000 km dan
endurance normal 5 jam.
6. Sikorsky S-70B Seahawk
Setelah generasi Seasprite dipangkas dari AL AS, debut helikopter AKS
yang jadi pengganti adalah S-70B Seahawk. S-70B helikopter dilengkapi
dengan radar pencari, peluncur sonobuoy peluncur, dipping sonar
Long-Range Active Sonar (HELRAS), towed magnetic anomaly detector, unit
pengolahan akustik, FLIR), dan countermeasures.
S-70B Seahawk memiliki tiga stasiun senjata yang bisa membawa torpedo
jenis EuroTorp A244 atau MK-46 torpedo homing, rudal anti-kapal
Penguin, dan rudal udara-ke-permukaan Hellfire. Helikopter ini memiliki
kecepatan maksimum 270 km per jam dan berbagai 592 km.Negara pengguna
S-70B Seahawk di kawasan Asia Tenggara adalah Singapura dengan 6 unit,
heli ini dalam tugasnya menjadi kelengkapan sistem senjata pada frigat
tercanggih di Asia Tenggara, Formidable Class.
5. AgustaWestland Super Lynx 300
Kecanggihan Lynx 300 terlihat dari fasilitas di kokpit yang memudahkan
pilot saat mengudara, yakni lewt adopsi radar pengukur ketinggian
Honeywell AN/APN-198, penentu arah penerbangan otomatis Rockwell Collin
206 A, Kompas BAE GMM9 Gyrosyn, penunjuk jarak terbang Distance
Measuring Equipment (DME), instrument pendarat Rockwell Collins VIR 31A
VHF Omni Directional Ranger and Instrument Landing System (VOR/ILS), dan
perangkat sistem navigasi taktis Rockwell Collins AN/ARN-118 Tactical
Air Navigation System (TACAN).
Mesin Super Lynx 300 terdiri dari dua mesin Roll Royce/LHTEC CT800-4N
yang bisa dioperasikan hingga 10.00 jam dan dapat dioperasikan dengan
cukup mudah serta serba digital, Full Authority Digital Engine Control
(FADEC). Sementara perangkat avioniknya terdiri dari peralatan serba
modern seperti GPS, inertial navigation, AHRS, doppler, dan masih banyak
lainnya. Kemampuan mesin makin maksimal karena didukung rotor utama
yang terbuat dari bahan komposit khusus yang mampu memaksimalkan Lynx
saat melakukan hovering atau bermanuver. Bahan tail rotor juga berasal
dari komposit khusus. Tanpa bahan bakar tambahan, jarak jangkau maksimum
574 km dan endurance sekitar 3 jam.
4. AgustaWestland AW159 Wildcat
Ini merupakan varian pengembangan dari Super Lynx, rancangan helikopter
ini disesuaikan untuk beroperasi dari frigat dan korvet. Keunggulan
Wildcat diantaranya bekal radar AESA (Active Electronically Scanned
Array) berkekuatan tinggi yang memiliki cakupan deteksi 360 derajat
penuh. Tepat dibawah hidung terpasang radar maritim Seaspray 7000E
keluaran Seelx Sensors. Ciri khas Wildcat dibanding Super Lynx adalah
batang ekor dengan permukaan bersudut.
AW159 Wildcat mempunya kecepatan maksimum 311 km per jam dan jarak
jangkau 777 km. Sementara untuk ferry range dengan bahan bakar tambahan
jangkauan bisa ditingkatkan sampai 963 km. Endurance standar helikopter
ini 2 jam 15 menit, namun jika dengan bahan bakar ekstra bisa sampai 4,5
jam. Selain Filipina yang memesan dua unit Wildcat, Inggris (28 unit)
dan Korea Selatan (8 unit) sudah mengoperasikan.
3. Kamov Ka-28/Ka-27
Yang satu ini mewakili kedigdayaan Rusia dalam himpitan alutsista Barat.
Pertama kali meluncur pada bulan Desember 1973 dan sampai saat ini
dioperasikan AL Rusia, Cina, Vietnam, dan India. Helikopter ini
dilengkapi dengan VGS-3 dipping sonar dan sonobuoys untuk melacak dan
mendeteksi kapal selam. Kamov Ka-28 mampu melepaskan torpedo, rudal anti
kapal, dan dapat dipersenjatai bom anti kapal selam PLAB-250 100 dan
OMAB. Dengan mesin 2 × TV3-117V turboshaft, Kamov Ka-28 mampu terbang
dengan kecepatan maksimum 270 km per jam. Sementara jarak jangkau
operasinya hingga 980 km.
2. NH90 NFH (Naval Frigate Helicopter)
Helikopter besutan Thales ini terbilang premium, pasalnya pemilknya
adalah negara-negara maritim tersohor seperti Italia, Perancis, Belanda,
Norwegia, dan Belgia. NH90 NFH memiliki kabin yang luas untuk menampung
pasukan dalam suatu operasi khsusu. Sementara dalam menunjang misi AKS,
helikopter ini dilengkapi mission consoles, sonobuoys, electronic
support measures (ESM) dan countermeasures.
NH90 NFH dibekali teknologi FLASH (Folding Light Acoustic System for
Helicopters) dipping sonar sistem untuk mendeteksi kapal selam yang
melaju tenang di laut terbuka dan perairan pesisir. Helikopter dapat
dipersenjatai dengan dua torpedo MU90 / Mk46 atau Stingray ASW.
Jangkauan operasinya hingga 982km dengan endurance hingga empat jam.
1. Sikorsky MH-60R Romeo
Dari sisi dukungan teknologi, MH-60R menjadi heli AKS tercanggih di
dunia saat ini. Seahawk adalah versi laut dari UH-60A Black Hawk. Pada
Seahawk, karakteristik disesuaikan kebutuhan misi di lautan, diantaranya
baling-baling dan ekor bisa dilipat, senjata perang laut, dan misi anti
kapal selam. Hidung Seahawk nampak datar tidak terlalu banyak benjolan.
Tampak kubah kecil di bagian tengah agak ke bawah. Kubah itu berisi
datalink antenna. Disebelah kiri dan kanan kubah terdapat bentuk kubus
yang tidak lain berisi perangkat AN/ ALQ 142 ESM (electronic support
measure).
Elemen kecanggihan MH-60R bisa terlihat dari adopsi teknologi FLIR,
kemampuan penglihatan malam (NVG capability), Secure VHF/UHF
communication, Inertial navigation system, data link, Enhanced Advanced
Flight Control System (AFCS), dan sistem komunikasi berbasis satelit.
Heli yang serba digital ini dibekali empat display layar berukuran 10
inchi pada kokpit. Romeo sudah dibekali rudal anti tank Hellfire dan dan
torpedo MK54. Untuk jarak jangkau standar hingga 834 km, sementara
kecepatan maksimum 267 km per jam.
MH-60R (Romeo) Seahawk milik RAN (Royal Australian Navy) dipercaya
sebagai lawan tanding terberat AS 565 Panther dengan dipilih oleh 305
responden (48,49%). Australia secara keseluruhan memesan 24 unit MH-60R.