China menuangkan banyak uang untuk memperbaiki ketidakmampuan mesin jet tempur siluman mereka dengan meuncurkan perusahaan baru milik negara yang diberi nama Aero Engine Corporation of China (AECC).
AECC menggabungkan sumber daya dan karyawan dari sejumlah perusahaan milik negara, termasuk Aviation Industrial Corporation of China (AVIC).
Fokus utama dari AVIC adalah untuk secara efisien mengembangkan teknologi militer dalam negeri, dan akhirnya bersaing dengan Airbus dan Boeing dalam industri penerbangan sipil. Salah satu produk AVIC adalah pesawat udara jarak jauh Chengdu Pterodactyl-1.
Di sisi lain, AECC punya mimpi buruk untuk menyaingi pembuat mesin jet terbaik dunia seperti Rolls Royce dan General Electric.
Sedangkan tujuan jangka pendek dan harus cepat adalah untuk membangun mesin jet tempur yang kuat untuk memungkinkan pejuang pesawat siluman China bisa mencapai kemampuan seperti yang dijanjikan.
Analis telah lama mengatakan kualitas buruk mesin telah menjadi masalah paling esar dari pesawat geneasi kelima China Shenyang J-31 dan Chengdu J-20.
Pesawat ini menggunakan powering pesawat generasi keempat yang dibuat di Rusia.
Presiden China Xi Jinping mengatakan mendirikan perusahaan adalah “langkah strategis” untuk membangun kekuatan penerbangan dan memodernisasi militer China, kata media pemerintah Cina sebagaimana dikutip yibada.com Selasa 30 Agustus 2016.
Kelangkaan mesin jet militer modern telah menyebabkan China harus menggunakan spionase dan hacking untuk mencuri rahasia dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat.
Selama beberapa bulan terakhir, AS telah menangnkap atau menghukum mata-mata China yang berusaha mencuri teknologi canggih kedirgantaraan Amerika.
Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan dalam komentar tertulis bahwa “terobosan” dalam mesin pesawat canggih akan memiliki nilai yang besar dalam memperkuat kemampuan militer dan manufaktur negara itu.
0 komentar:
Posting Komentar